WOW 'esteem', Aplikasi Mobile Steemit Ada Fitur Bahasa Aceh

WOW 'esteem', Aplikasi Mobile Steemit Ada Fitur Bahasa Aceh

Sejak diluncurkan pada pertengahan 2016 lalu, Steemit mendapat sambutan hangat dari berbagai belahan dunia. Tak terkecuali Indonesia. Di Aceh, mulai pertengahan 2017, euforia Steemit tak ubahnya ‘virus’ yang menjangkiti warga, khususnya kawula muda. Adalah kakak beradik Reza Fahlevy (@levycore) dan Al Kautsar (Aiqabrago) selaku kurator asal Aceh untuk Indonesia. Reward berupa uang virtual, bertanggung jawab terhadap ‘demam’ steemit. Hal ini pula lah yang membedakannya dengan media sosial lainnya dan membuat Steemit tampil menjadi primadona baru warganet.

Dari Lhokseumawe, tersebutlah nama Jumaida Fajar, seorang ibu rumah tangga yang doyan nge-steem. Nggak cuma sekedar suka, blogger kelahiran Banda Aceh, 30 tahun silam itu sudah mencecap ‘manisnya’ steemit. Bermula dari kegemarannya memotret dan menulis resep masakannya, Jumaida akhirnya dapat meraup keuntungan dari postingannya itu.

Komunitas Kanot Bu yang notabenenya merupakan kumpulan seniman, juga tak melewatkan platform sosial media yang satu ini. Yuk! Kenalan lebih dekat dengan mereka.

Jumaida juga memiliki prestasi istimewa dalam dunia steemit Aceh. Dirinya berhasil mengajak developer ‘esteem’, aplikasi mobile steemit, untuk bisa menyematkan Bahasa Aceh ke dalam aplikasi itu. Bahasa Aceh yang biasanya sering digunakan untuk percakapan warung kopi, kini bisa didapat dalam aplikasi media sosial yang mendunia itu. Saatnya bahasa daerah naik kasta.

Jika komunitas yang dibentuk khusus itu fokus memperbesar Steemit, bagi anggota Kanot Bu Steemit tak ubah sebagai media sosial lainnya yang dipakai untuk wadah berekspresi.

Nah! Guys itu dia sekilas cerita Steemit yang mendunia dan tengah ‘menjangkiti’ kawula muda Aceh. Bagaimana dengan kamu?

Related Post: