Banyak pihak menilai adanya Reuni Akbar 212 bermuatan politik. Karena adanyanya teriakan dari peserta ingin Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia pada 2019 mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Rahmat Bagja mengatakan memang ada dugaan bermuatan politik. Namun di acara itu tidak ada pelanggaran kampanye. Misalnya ajakan Prabowo Subianto memilihnya, atau menyampaikan visi, misi dan program.
”Memang ini kalau orang bilang ada muatan politis ya memang ada politisnya. Nomor 02 apakah juga ada atributnya. Itu harus kita sampaikan bahwa tidak ada ya,” ujar Bagja saat dihubungi, Senin (3/12).
Terkait ada peserta yang ingin Prabowo Subianto menjadi kepala negara. Bagja mengatakan itu bukan bagian dari pelanggaran. Karena masyarakat itu bukanlah tim pemenangan, panita ataupun salah satu capres-cawapres.
”Kalau ada masyarakat yang teriak ganti presiden, sepanjang panitia tidak mengajak ujaran seperti itu, maka tidak masalah,” katanya.
Related Post:
- KEDOK REUNI 212 ! Mahfud MD Sebut Reuni 212 Gak ada Perjuagan Agama/ Iman , Terus apa ?
- Japri Laporkan Anggota Bawaslu Terkait Pernyataan Tidak Ada Pelanggaran Pemilu di Reuni 212
- KAPITRA AMPERA GAGAL BIKIN REUNI TANDINGAN, MENGAPA HARUS ADA REUNI 212, BEGINI JAWABANNYA
- PA 212 Jamin Tak Ada Atribut Parpol dan Capres-Cawapres dalam Reuni Akbar 212
- LARANG MASSA REUNI AKBAR 212 KE ISTIQLAL, PA 212: ADA JOKOWI
- Penyelenggara Reuni 212 Jamin Tidak Ada Unsur Politik
- Laporan Utama tvOne: Ada Politik di Reuni 212?
- Ketua Bawaslu: Tunggu Perhitungan KPU, Jika Ada Kecurangan Laporkan ke Bawaslu – iNews Sore 18/04
- 4 KISAH MENYENTUH PESERTA REUNI AKBAR 212;ADA YG MERANGKAK;ADA YG BERTATO;HBB RIZIEQ SYIHAB;HBB BAHA
- Ada Budi Waseso & BIN di Balik Gagalnya Jambore Nasional Reuni 212