Awalnya kita lega ketika MUI membersihkan makhluk-makhluk aneh di tubuhnya pada pergantian pengurus periode 2023-2025. Namun sebagaimana pada setiap hal, selalu ada temuan anomali, muncullah Amirsyah Tambunan, perwakilan Muhammadiyah yang ternyata mewakili pendahulunya di MUI, Din Syamsuddin.
Komentar Sekjen MUI yang satu ini tentang Pelarangan kegiatan FPI, meninggalkan kesan bahwa dia tak mengerti apapun terkait SKB tentang FPI. Alih-alih mengingatkan kepada Organisasi sejenis yang cenderung mengekspresikan kekerasan dibanding menebarkan keteduhan bagi umat Islam, dia justru mengoreksi kebijakan pemerintah, yang justru banyak mendapatkan dukungan dari masyarakat waras Indonesia.
Melihat gelagat sosok yang satu ini, tampaknya kita perlu menyelami satu hal, bagaimana kalau kita segmentasi saja individu Ulama yang kita kenal selama ini, apakah mereka cenderung waras, sehingga wajar kita kelompokkan sebagai masyarakat waras, ataukah mereka termasuk kelompok anomali, sebagaimana para pendukung FPI selama ini.
Jika pada tahun lalu ada Ustadz Tengku, Bachtiar Nasir dan sejenisnya berhasil menyusup ke tubuh MUI, tampaknya sosok yang mirip mereka masih menjadi peninggalan laten di tubuh komunitas Ulama ini. Sama halnya dengan bahaya laten komunis, yang digembar-gemborkan penguasa Orde Baru, sekarang kita mengenal istilah baru, bahaya laten Ulama kadrun.
Bagaimana mungkin seorang anggota MUI tak punya sense keamanan, ketika ada satu kelompok kerap mengganggu ketertiban umum, dan bahkan di masa wabah pandemi, mereka nekat membahayakan keselamatan masyarakat, lalu dengan entengnya dia menyebut “semangat membina melalui dakwah dilakukan dengan merangkul bukan memukul”. Tentu saja yang dia maksudkan adalah kritik kepada kebijakan pemerintah yang tegas melarang aktifitas FPI.
Sebagai Ulama seharusnya Amirsyah memahami, bagaimana mengamalkan ajaran Islam sebagaimana dicontohkan rasulullah SAW kepada para sahabatnya. Dalam satu hadits bahkan sangat tegas rasulullah mewajibkan umatnya selalu taat dan setia kepada Umaro di mana mereka berdomisili, kecuali jika penguasa itu telah bertindak berlebihan, yakni melarang umat Islam menjalankan ibadahnya menyembah Allah SWT.
Lalu bagaimana Amirsyah melihat rekam jejak FPI selama ini? Apakah dia tak pernah merekam semua tindakan barbar yang dipraktekkan oleh kelompoknya Rizieq Shihab? Dengan perilaku radikal yang selalu menjadi gaya aksi-aksi mereka, tak layak rasanya jika pemerintah sebatas merangkul mereka, karena pemerintah memiliki kelengkapan hukum yang paripurna.
Sebagai sesama tokoh Islam, barangkali Amirsyah harus mengakui kegagalan dirinya, yang selama ini melakukan pembiaran, tak tergerak di dalam benaknya untuk merangkul FPI, sehingga berlaku lebih santun, dan yang lebih spesifik lagi, agar mereka menghormati penegak hukum dengan segala kelengkapannya. Justru tokoh seperti Amirsyah inilah yang harus merangkul FPI, jauh-jauh hari sebelum mereka tak lagi bisa bergerak bebas.
Jika sudah terlanjur menyakiti hati rakyat, dan pemerintah pun tak punya alternatif lain kecuali melarang segala aktifitas mereka, Amirsyah tak layak mengingatkan pemerintah agar bertindak surut ke belakang. Langkah yang dinilai positif oleh mayoritas rakyat, tentu akan terkesan lip service, jika diubah begitu saja, sebagaimana diinginkan Amirsyah Tambunan.
Meskipun demikian, kita berharap opini Amirsyah kali ini tidak dianggap sebagai representasi MUI secara keseluruhan. Barangkali dia hanyalah oknum yang menjadi sempalan di tubuh lembaga terhormat ini. Biarlah kalangan mereka sendiri yang mengoreksi kelancangan anggotanya.
Jika ditilik dari organisasi induk Amirsyah, yakni Muhammadiyah, rasanya terlalu aneh ketika dia melontarkan kritikan yang tidak mencerminkan kemuhammadiyahan. Kita mengenal Ormas yang satu ini kerap mendukung kebijakan pemerintah, namun sungguh mengherankan, ketika mereka mengatasnamakan organisasi lain, terkesan berbeda sendiri. dst,
SUMBER OPINI SEWORD.com https://seword.com/p/xRBwlEf3VO
#MUI #AmirsyahTambunan #DinSyamsuddin
SUDUT PANDANG BERISI VIDEO OPINI BERSUMBER DARI SEWORD.COM, TOLONG BEDAKAN ANTARA BERITA DAN OPINI.
JIKA ANDA TIDAK SETUJU DENGAN OPINI INI, SILAKAN KUNJUNGI SEWORD.com ATAU HUBUNGI MELALUI EMAIL [email protected]
KIRIM PESAN MELALUI DM INSTAGRAM https://www.instagram.com/sudutpandangopini/
BERBEDA PANDANGAN DALAM POLITIK ADALAH HAL YANG WAJAR, JADI TETAP SANTUY!
Copyright Disclaimer :
– Under section 107 of the Copyright Act of 1976
– Every Video, Audio, Footage, Image etc in this content under terms of Fair Use, Permitted by Copyright Statute.
– Every Content in this Channel for purpose such as Education, News Report, interpretation etc.
Related Post:
- H4TI – H4TI ! Ada Genderuwo Nafsu Masuk Istana , Hayo Siapa ? ….
- Siapa Hayo Yang Sudah Ganti Strategy Attack TH9 , Nih Ada Strategy barunya COC INDONESIA
- RESMI DIBUBARKAN❗ FP1 PERCUMA GANTI NAMA, TETAP TAK ADA TEMPAT DI INDONESIA?
- DIBIKIN BENER2 SPESIAL BARU SEKALI ADA DI KORSEL, Upacara Sambutan Untuk Presiden Jokowi
- BPJS Kesehatan Dibikin KACAU, Ada Menteri yang Ingin Jatuhkan Presiden
- NGPRANK FITNAH IWS PROJECT ADA CEWEK LAGI SELAIN MEMEY YANG DIBIKIN BAPER SAMPAI MAU BERANTEM !!
- HAYO ADA YANG INGETIN SAHUR GAK ?! ~
- Hayo.. Bebel Yakin Ga Ada Yang Sanggup Menebak Misteri Suara Ini!!
- MUI Sebut Bendera yang Dibakar Tak Ada Kalimat HTI
- VIRAL! Ketua MUI Pandeglang: yang Dibakar Bendera HTI, Tidak Ada Istilah Bendera Tauhid