SBY; Dukung Prabowo Tak Ada Untungnya Bagi Demokrat

SBY; Dukung Prabowo Tak Ada Untungnya Bagi Demokrat

Apakah SBY kecewa? Apakah SBY menyesal? Kenapa SBY mengeluh bahwa mendukung Prabowo tidak membawa keuntungan kepada partai besutannya, Demokrat? SBY tiba-tiba curhat bahwa mendukung Prabowo itu tidak membawa faedah kepada Partai Demokrat.
Keluhan itu dilakukan oleh SBY pada saat memberikan sambutan dalam acara pembekalan calon legislatif DPR-RI di Hotel Sultan, Jakarta Pusat (10/11).
“Survei membuktikan saat ini bahwa partai politik yang punya capres sangat diuntungkan,” kata SBY
Suara kedua partai politik itu meningkat tajam. Sebaliknya partai politik yang tidak punya capres dan cawapres, suaranya menurun, anjlok. Itu realitas,” tandas SBY yang berbicara di hadapan 287 caleg PD.
Kini SBY menyadari bahwa mendukung Prabowo tanpa menyertakan kadernya sebagai cawapres, tidak akan menguntungkan bagi Partai Demokrat tetapi kebalikannya justru menguntungkan Partai Gerindra sebagai pengusung capres. Ketika menyadari hal ini SBY tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Kisah sedih SBY ini bermula dari negosiasinya dengan Prabowo beberapa waktu lalu. Beberapa kali pertemuan telah disepakati bahwa Prabowo akan mendukung AHY sebagai cawapresnya kalau Partai Demokrat bersedia bergabung dengan koalisi Prabowo dan mendukung Prabowo sebagai capres.
Bagi SBY tawaran dari Prabowo ini sangat realistis. Tak mungkin AHY dijadikan sebagai capres karena belum berpengalaman di pemerintahan. Menjadi cawapres Prabowo adalah salah satu jalan bagi AHY untuk menuju kursi RI1 pada periode berikutnya. Dan ini adalah kesempatan terbaik bagi AHY untuk belajar. Dan juga akan mengangkat elektabiltas Partai Demokrat jika AHY menjadi cawapres Prabowo.
Mengenai logistik yang diminta Prabowo jika AHY menjadi cawapresnya, tidak ada masalah bagi Partai Demokrat. Partai Demokrat akan all-out mengampanyekan Prabowo-AHY. Namun sayangnya, keinginan SBY ini mendapat penolakan dari PKS dan PAN. Bagi PKS dan PAN masuknya AHY menjadi cawapres Prabowo tidak memenuhi tata krama. Bagaimana mungkin partai yang baru bergabung langsung menyodorkan cawapres kepada Prabowo? Padahal mereka juga menginginkan kader mereka menjadi cawapres Prabowo.
Tentangan dari PKS dan PAN inilah yang membuat Prabowo galau menjadikan AHY sebagai cawapresnya. Karena Prabowo tidak mau kehilangan loyalitas dari PKS dan PAN. Karena kedua partai inilah yang terus mendukung Prabowo sejak 2014 lalu. Meski pun PAN sempat berada di gerbong Jokowi, tetapi akhirnya kembali juga ke kubu Prabowo.
Cerita akhirnya adalah Prabowo tidak jadi mengambil AHY sebagai cawapres. Dan ini tentu membuat kecewa SBY yang sudah menyerahkan sepenuhnya posisi cawapres kepada Prabowo. SBY pun marah. Beberapa kali pertemuan antar partai pendukung Prabowo SBY tidak hadir. Ini adalah protes SBY kepada Prabowo yang sudah menjanjikan AHY sebagai cawapresnya itu.
SBY juga serba salah. Mau tidak mau SBY tetap mendukung Prabowo meski dengan setengah hati. Sudah dikecewakan tetapi harus tetap mendukung itu adalah bagaikan melihat mantan pacar menikah dengan orang lain, tetapi dirimu harus tetap hadir di acara pernikahannya. Sakitnya itu di sini.
Sebab SBY tetap mendukung Prabowo adalah agar Partai Demokrat tetap dapat mencalonkan capres pada pilpres 2024 nanti. Kalau tidak mendukung salah satu pasangan capres-cawapres yang ada maka Partai Demokrat akan disanksi tidak dapat mengusung capres pada tahun 2024 dan ini akan merugikan AHY yang telah disiapkan oleh SBY.
SBY pun tetap mendukung Prabowo meski pun tidak ada keuntungan sama sekali buat Partai Demokrat, kecuali menghindari sanksi itu saja. SBY pun tidak akan berjuang mati-matian memenangkan Prabowo. Karena kalau Prabowo yang menang justru akan membuat susah AHY jika bertarung pada pilpres 2024 nanti.
SBY akan lebih senang kalau Jokowi yang akan memenangkan pilpres kali ini. Perhitungannya adalah Jokowi tak akan lagi bisa mencalonkan diri sebagai capres pada tahun 2024 karena Jokowi sudah dua periode. Lain halnya kalau Prabowo yang menang, maka Prabowo akan bisa mencalonkan diri lagi pada tahun 2024 nanti dan tentu ini sangat menyulitkan bagi AHY untuk menantang calon pertahana. Ini adalah kerugian besar bagi AHY.
Kalau Jokowi yang menang, maka AHY akan sama-sama melawan capres-capres muka baru. Sama-sama belum pernah menjadi Presiden. Dan ini akan lebih membuka peluang bagi AHY menjadi RI1. Dan itulah pertimbangannya kenapa SBY dan Partai Demokrat lebih mementingkan pileg daripada pilpres. Dan secara diam-diam Partai Demokrat justru menggerogoti dari dalam untuk tidak memenangkan Prabowo.
#JokowiLagi

https://seword.com/politik/sadis-sby-dukung-prabowo-tak-ada-untungnya-bagi-demokrat-isyarat-prabowo-akan-keok-UQB4-Ntkk

Related Post: