BPN PRABOWO CURIGA ADA PIHAK YG P0LITISIR JUMATAN PRABOWO;TAKMIR MASJID KEBERATAN;MASJID KAUMAN;

BPN PRABOWO CURIGA ADA PIHAK YG P0LITISIR JUMATAN PRABOWO;TAKMIR MASJID KEBERATAN;MASJID KAUMAN;

TEMPO.CO, Jakarta – Direktur materi dan debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, Sudirman Said, mengaku prihatin dengan adanya larangan terhadap Prabowo yang sedianya akan melaksanakan shalat Jumat di masjid Kauman, Semarang, Jum’at, besok.
“Saya prihatin dengan kejadian ini, mengingatkan pada masa kecil. Terakhir kali saya mendengar orang salat dilarang-larang waktu kecil tahun 60-an. Ada kelompok yang melarang mushalanya dipakai karena beda aliran. Ada kelompok yang menghalangi rombongan mau salat ied di lapangan,” kata Sudirman dalam siaran pers itu, Kamis, 14 Februari 2019.
Keprihatinan Sudirman Said didasari beredarnya press release dari KH Hanief Ismail, Ketua Masjid Agung Masjid Kauman Semarang dan beredar di media sosial. Dalam rilis tersebut dia menyatakan keberatan dengan rencana sholat Jum’at Capres 02 Prabowo Subianto di Masjid Agung Semarang, Jum’at, 15/2.
Menurut Hanief, Jum’atan yang akan diadakan Prabowo itu adalah perbuatan bentuk mempolitisir ibadah shalat Jum’at sekaligus memakai masjid untuk kepentingan politik. “Kami para nadlir atau takmir Masjid Kauman merasa keberatan dengan rencana Jum ‘atan Prabowo tersebut.”
Dia pun minta Bawaslu untuk mengambil tindakan yang sesuai aturan hukum. Hanief menyatakan takmir Masjid Kauman mempersilakan siapapun untuk shalat di masjid tersebut, termasuk shalat Jum’at. 
Namun takmir, kata Hanief, keberatan apabila peristiwa shalat itu dipolitisir. “Yakni dijadikan ajang politik pencitraan sebagai bahan kampanye, apalagi dengan mengerahkan massa dan menyebar pamlfet ke masyarakat agar ikut Jum’atan bersama capres Prabowo Subianto.”
Sudirman Said mengatakan saat ini sudah zamannya era yang demokratis dan terbuka. Keterbukaan itu membuat antar umat bisa saling toleran. “Beda pilihan ya biasa saja. Kok sampai ada pelarangan seorang calon presiden masuk ke masjid?”.
Berkaca pada pengalamannya mengikuti kontestansi Pilkada gubernur Jawa Tengah, Sudirman meyakini pelarangan itu bukanlah sikap warga Semarang. Ia juga mengatakan sikap itu bukan sikap kolektif takmir masjid Kauman. “Masjid Kauman punya sejarah panjang, pasti para pengurusnya memiliki kebijakan, keluasan pikiran, dan hati. Saya tidak percaya kalau mereka tega melarang-larang,” tutur Sudirman.
Sudirman Said mengaku sangat menyayangkan pelarangan salat Jumat terhadap Prabowo itu sampai terjadi. “Saya kok menduga ini justru ada pihak lain yang mempolitisasi salat Jumatnya Pak Prabowo,” tutur dia.

Related Post: